Welcome in My Blog

Hi,,,
Get your favorite story in my blog

Jumat, 09 April 2010

Kancil dan Tikus


Di hutan hiduplah dua ekor kancil. Mereka bernama Kanca dan Manggut. Kedua ekor kancil itu bersaudara. Manggut adalah kakak dari Kanca. Sebaliknya, Kanca adalah adik dari Manggut. Walaupun mereka bersaudara, tetapi sifat mereka sangatlah berbeda. Kanca rajin dan baik hati.
Sedangkan Manggut pemalas dan suka menjahili teman.
Suatu hari Manggut kelaparan. Tetapi Manggut malas mencari makan. Akhirnya Manggut
mencuri makanan Kanca. Waktu Kanca menanyai kepada Manggut di mana makanannya,
Manggut menjawab dicuri tikus.
"Ah, mana mungkin dimakan tikus!" kata Kanca.
"Iya, kok! Masa sama kakaknya tidak percaya!" jawab Manggut berbohong.
Mulanya Kanca tidak percaya dengan omongan Manggut. Tetapi setelah Manggut
mengatakannya berkali-kali akhirnya Kanca percaya juga. Kanca memanggil tikus ke
rumahnya.
"Tikus, apakah kamu mencuri makananku?" tanya Kanca pada tikus.
"Ha? Mencuri? Berpikir saja aku belum pernah!" jawab tikus.
"Ah, si tikus! Kamu ini membela diri saja! Sudah, Kanca! Dia pasti berbohong," kata
Manggut.
"Ya, sudahlah! Tikus, sebagai gantinya ambilkan makanan di seberang sungai sana. Tadi
aku juga mengambil makanan dari sana, kok!" kata Kanca mengakhiri percakapan.
Tikus berjalan ke tepi sungai. Ia menaiki perahu kecil untuk menuju seberang sungai.
Sebenarnya tikus tahu kalau Manggut yang mencuri makanan. Sementara itu, di bagian
sungai yang lain, Manggut cepat-cepat menyeberangi sungai. Ia hendak memasang
perangkap tikus agar tikus terperangkap.
Ketika tikus hampir mendekati seberang sungai, tikus melihat
perangkap. Tikus yakin kalau perangkap itu dipasang oleh
Manggut. Tiba-tiba tikus mendapat ide. Tikus berpura-pura
tenggelam dalam sungai.
"Aaa...
Manggut, tolong aku...!" teriak tikus. Mendengar itu Manggut segera menolong tikus. Tikus
meminta Manggut mengantarkannya ke seberang sungai. Manggut tidak bisa berbuat apaapa.
Ia mengantarkan tikus ke seberang sungai.
Sesampai di seberang sungai tikus meminta Manggut menemani tikus mengambil makanan.
Karena Manggut tidak hati-hati, kakinya terperangkap dalam perangkap tikus. Manggut
menyesali perbuatan buruknya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Pinokio


Geppetto, pembuat mainan anak-anak lama mendambakan seorang putra. Suatu hari ia memahat boneka anak laki-laki dari kayu. Dengan tak disangka, boneka tersenyum dan berdiri. "Saya menamaimu Pinokio," kata Geppetto, yang girang sekali ketika boneka mulai berbicara.

Geppetto mengajarkan Pinokio bagaimana berjalan dan sangat senang sekali dengan boneka barunya. Namun Pinokio sedih karena ia tidak seperti anak laki-laki dan perempuan lain. Oleh karena itu, Geppetto membelikan ia beberapa buku dan menyekolahkan guna belajar membaca dan menulis.

Namun Pinokio adalah boneka yang punya banyak keterbatasan dan mudah bingung. Ia mulai jenuh sekolah dan melarikan diri. Ia bertemu dengan serigala licik yang memberikan janji palsu. Srigala meminta uang Pinokio dan meninggalkannya. Pinokio diselamatkan oleh Peri Biru dan teman dokternya.

Pinokio menceritakan semua petualangannya kepada Peri. Namun ia tidak bisa menceritakan semuanya. Setiap kali Pinokio bohong, hidungnya semakin panjang! Betapa geli, jangkrik menertawakan Pinokio yang malang. Ketika pemahat kayu memendekkan hidung, Pinokio berjanji menceritakan kebenaran dan menjadi anak yang baik.

Pinokio kembali bersekolah tetapi tidak tahan lama. Ia menjadi anak ternakal di antara teman-teman di sekolah. Suatu hari ia kabur ke negeri Boneka di mana tidak ada pelajaran dan tugas. Pertama-ama, ia senang sekali, tetapi suatu hari Pinokio bangun ingin sekali menjadi keledai!

Anak yang datang ke negeri Boneka sebenarnya berubah menjadi keledai dan dijual ke sirkus. Pinokio kini berupa keledai pincang yang sedih dan tidak terpakai oleh pimpinan sirkus. Dengan demikian Pinokio dibuang ke laut. Pinokio berenang sambil melepaskan kulit keledai dan menepi ke daratan. Pinokio sedih dan putus asa. Ia ingin pulang, sehingga ia terus renang mencari toko boneka Geppetto.

Tiba-tiba ikan paus besar muncul dari gelombang laut. Rahang besar terbuka dan menelan Pinokio dalam satu tegukan! Pinokio ketakutan sampai ia mendengar suara yang telah dikenal. Itulah suara Geppetto, yang menjelaskan ia pergi ke laut mencari boneka nakal. Pinokio memberitahu Geppetto betapa menyesalnya ia telah melarikan diri. Dengan bantuan Peri Biru, keduanya keluar dari mulut ikan paus dan pulang ke rumah.

Pada malam hari, Pinokio terlelap tidur setelah berpetualang. Ia tidak sadar bahwa Peri Biru datang dan mengabulkan keinginannya. Di pagi hari ketika Pinokio bangun pagi, ia benar-benar telah berubah menjadi anak laki-laki betulan!

Keong Emas


Di Kerajaan Daha, hiduplah dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik jelita tersebut bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja tersebut hidup sangat bahagia dan serba kecukupan.

Hingga suatu hari datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan Daha adalah untuk melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden Inu Kertapati sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan dengan Raden Inu Kertapati.

Pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa iri. Kerena dia merasa kalau Raden Inu Kertapati lebih cocok untuk dirinya. Oleh karena itu Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia meminta agar nenek sihir itu menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu. Nenek Sihir pun menyetujui permintaan Dewi Galuh, dan menyihir Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu membuangnya ke sungai.

Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi tak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang memgirim masakan ini.

Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang ada ditempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu. “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”, tanya si nenek. "Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku", kata keong emas. Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran.

Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu candra kirana menghilang. Iapun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Nenek sihirpun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan arah yang salah. Diperjalanan Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu.

Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya raden itu pergi kedesa dadapan. Setelah berjalan berhari-hari sampailah ia kedesa Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra Kirana sedang memasak. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaan itu. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta.

Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.

Timun Emas


Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama mbok Sarni. Tiap hari dia menghabiskan waktunya sendirian, karena mbok Sarni tidak memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar bisa membantunya bekerja.

Pada suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan ditengah jalan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar sekali. “Hei, mau kemana kamu?”, tanya si Raksasa. “Aku hanya mau mengumpulkan kayu bakar, jadi ijinkanlah aku lewat”, jawab mbok Sarni. “Hahahaha.... kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia untuk aku santap”, kata si Raksasa. Lalu mbok Sarni menjawab, “Tetapi aku tidak mempunyai anak”.

Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu, dan setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Tetapi ingat, serahkan anak itu padaku setelah usianya enam tahun”.

Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama timun emas.

Semakin hari timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan timun emas.

Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni.

Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni mencari akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas menemui petapa di Gunung.

Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”, perintah petapa. Kemudian timun meas pulang ke rumah, dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa.

Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah kau ambil anakku ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja yang kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”, teriak si raksasa.

Karena tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar dari tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!!!”, teriak timun emas.

Raksasapun mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya. Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga, dan mulai mngejar timun emas lagi. Lalu timun emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar.

Kemudian timun emas membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu hutanpun menjadi lautan luas. Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si raksasa. Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa tercebur di dalamnya. Akhirnya raksasapun mati.

Timun Emas mengucap syukur kepada Tuhan YME, karena sudah diselamatkan dari raksasa yang kejam. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia dan damai.

Timun Emas

Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama mbok Sarni. Tiap hari dia menghabiskan waktunya sendirian, karena mbok Sarni tidak memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar bisa membantunya bekerja.

Pada suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan ditengah jalan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar sekali. “Hei, mau kemana kamu?”, tanya si Raksasa. “Aku hanya mau mengumpulkan kayu bakar, jadi ijinkanlah aku lewat”, jawab mbok Sarni. “Hahahaha.... kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia untuk aku santap”, kata si Raksasa. Lalu mbok Sarni menjawab, “Tetapi aku tidak mempunyai anak”.

Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu, dan setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Tetapi ingat, serahkan anak itu padaku setelah usianya enam tahun”.

Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama timun emas.

Semakin hari timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan timun emas.

Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni.

Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni mencari akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas menemui petapa di Gunung.

Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”, perintah petapa. Kemudian timun meas pulang ke rumah, dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa.

Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah kau ambil anakku ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja yang kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”, teriak si raksasa.

Karena tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar dari tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!!!”, teriak timun emas.

Raksasapun mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya. Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga, dan mulai mngejar timun emas lagi. Lalu timun emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar.

Kemudian timun emas membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu hutanpun menjadi lautan luas. Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si raksasa. Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa tercebur di dalamnya. Akhirnya raksasapun mati.

Timun Emas mengucap syukur kepada Tuhan YME, karena sudah diselamatkan dari raksasa yang kejam. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia dan damai.

Kamis, 08 April 2010

Cerita dongen anak Peter Pan

Suatu malam, Wendy tersayang dan dua kakak-beradik, John dan Michael, terbangunkan oleh suara aneh. Mereka lari ke jendela dan melihat kedatangan Peter Pan dan Tinkerbell yang berkunjung dari Negri Asing. Peter Pan menceritakan semua hal tentang Negri Asing dan dongeng Anak Hilang, Indian, dan Bajak Laut.

Peter menawarkan diri mengajak anak-anak ke Negeri Asing. "Namun", ia berujar, "kamu harus belajar terbang dulu." Dengan kata-kata ini, ia memercikkan debu ajaib Tinkerbell ke mereka dan mereka mulai mengapung di ruangan.

Keluar dari ruang perawatan, anak-anak dan Peter Pan terbang ke angkasa menuju ke Negri Asing. Mata jahat Kapten Hook melihatnya. Hook sedang belajar menjadi bajak laut. Ia menjadi musuh Anak Hilang, dan khususnya Peter Pan. Selama berbulan-bulan, Bajak laut mencari rumah persembunyian Anak Hilang.

Wendy dan saudara kakak-beradik tinggal bersama Anak Hilang dan Indian selama beberapa minggu dan mereka menceritakan kampung halamannya. Namun anak-anak rindu kampung dan Peter Pan meminta dengan sedih kepada Tinkerbell agar mengantar mereka pulang.

Ketika anak-anak sedang merangkak keluar dari tempat persembunyian, si bajak laut menangkapnya dan membawanya ke kapal.

Tinkerbell terbang menemui Peter guna memberitahukan apa yang terjadi. Secepat kilat, Peter menghadapkan kapal ke arah bajak laut untuk mencegah Kapten Hook, yang memaksa anak-anak berjalan ke papan luncur.

Tangan Hook dan jam alarm telah ditelan buaya. Sehingga ketika Peter mendekati kapal bajak laut, ia membuat suara bising jam berdetak. Tiba-tiba buaya datang, Kapten Hook takut sehingga bersembunyi.

Peter Pan melompat ke kapal dan memerangi semua bajak laut. Satu demi satu mereka melompat ke laut dan anak-anak berhasil dibebaskan.

Segera setelah itu, tinggal Kapten Hook yang harusdihadapi Peter Pan. Ia mendorong Hook agar mencebur ke laut dan masuk ke mulut buaya. Ia kembali ke Wendy, John, dan Michael dan mengantarnya pulang.

Setelah selamat sampai di ruang perawatan bersama anjing Nana, Wendy meminta Peter Pan tinggal bersamanya. Namun Peter telah rindu Negeri Asing. "Di sanalah saya bertumbuh dewasa," ia tersenyum. Oleh karena itu, anak-anak melihat sekali lagi dari jendela ketika Peter Pan kembali pulang dan berjanji akan berkunjung lagi.

Cerita Dongeng Peterpan


One night, dear Wendy and two brothers, John and Michael, was awakened by strange noises. They ran to the window and saw the arrival of Peter Pan and Tinkerbell are visiting from the Foreign Affairs. Peter Pan tells all about the Foreign Affairs and tales Children Missing, Indians, and Pirates.

Peter offered to take the kids to the Foreign Affairs. "However", he said, "you have to learn to fly first." With these words, he sprinkled magic dust Tinkerbell to them and they started to float in the room.

Exit from the treatment room, children, and Peter Pan fly to the sky toward the Foreign Affairs. Captain Hook's eyes look evil. Hook was studying to be a pirate. He became the enemy of Lost Children, and especially Peter Pan. For months, pirates seek Missing Child safe house.

Wendy's sisters and brother lived with Children Missing and Indians for a few weeks and they tell hometown. However, homesick children and Peter Pan asks sadly to Tinkerbell to take them home.

When the kids were crawling out of his hiding place, the pirates took him and brought him to the ship.

Fly to meet Tinkerbell Peter to tell him what happened. Quick as a flash, Peter exposes pirate ship in the direction to prevent Captain Hook, who forced the children to walk to the sled.

Hook's hand and the alarm clock has been swallowed by a crocodile. So when Peter approached the pirate ship, he made a clock ticking noise. Suddenly the crocodile coming, Captain Hook so scared into hiding.

Peter Pan jumped into the ship and fight all the pirates. One by one they jumped into the sea and the children managed to be released.

Shortly thereafter, Captain Hook who lived harusdihadapi Peter Pan. He encouraged Hook to dive into the sea and into the crocodile's mouth. He returned to Wendy, John and Michael and drive him home.

Once safely in the treatment room with the dog Nana, Wendy asks Peter Pan live with him. But Peter has missed the Foreign Affairs. "That's where I grew up," he smiled. Therefore, the children saw once again from the window when Peter Pan came home and promised to visit again.